Nepal Bergolak : Ketika Gen Z Bangkit untuk Mengubah Negeri - Marwansya Blog

Adsense 728x90

Nepal Bergolak : Ketika Gen Z Bangkit untuk Mengubah Negeri


Nepal, negara yang dikenal dengan pegunungan Himalaya yang menakjubkan dan warisan budaya Buddha yang kaya, baru-baru ini menghadapi krisis politik terbesar dalam beberapa dekade terakhir. Apa yang awalnya tampak seperti larangan media sosial sederhana berubah menjadi protes nasional yang melibatkan ribuan generasi muda—yang kini dikenal sebagai protes Gen Z Nepal 2025.


1. Larangan Media Sosial yang Memicu Kemarahan

Awal September 2025, pemerintah Nepal memutuskan untuk membatasi akses ke platform populer seperti Facebook, Instagram, YouTube, dan X (sebelumnya Twitter). Langkah ini dimaksudkan untuk “menekan ujaran kebencian dan berita palsu”, namun bagi banyak generasi muda Nepal, ini adalah simbol pengekangan kebebasan berekspresi.

Akibatnya, ribuan remaja dan pemuda turun ke jalan, membawa spanduk, poster, dan pesan protes yang kreatif, menentang langkah pemerintah yang mereka anggap represif.


2. Korupsi dan Nepotisme: Bahan Bakar Protes

Kemarahan Gen Z tidak berhenti pada media sosial. Banyak demonstran menyoroti masalah yang lebih dalam: korupsi meluas dan nepotisme politik. Anak-anak pejabat terlihat menikmati gaya hidup mewah, sementara generasi muda kesulitan mendapatkan pekerjaan dan peluang.

Kombinasi ketidakadilan sosial dan ketegangan ekonomi menjadi penyebab utama lonjakan kemarahan yang meluas ke seluruh kota besar Nepal, termasuk Kathmandu dan Pokhara.


3. Dampak Ekonomi dan Kehidupan Sehari-hari

Kerusuhan ini tidak hanya mempengaruhi politik, tetapi juga ekonomi dan kehidupan sehari-hari.

  • Perdagangan lintas batas dengan India terganggu, menyebabkan kerugian jutaan dolar per hari.
  • Curfew diberlakukan di kota-kota besar, pasar ditutup, dan transportasi umum berhenti beroperasi.
  • Infrastruktur pemerintah, termasuk kantor parlemen dan stasiun polisi, mengalami kerusakan parah akibat bentrokan.


4. Perubahan Politik Sejarah

Gelombang protes ini akhirnya memaksa pengunduran diri Perdana Menteri Khadga Prasad Sharma Oli. Presiden Nepal, Ram Chandra Poudel, membubarkan parlemen dan menetapkan pemilu baru pada Maret 2026.

Dalam langkah yang bersejarah, Sushila Karki, mantan Ketua Mahkamah Agung, dilantik sebagai Perdana Menteri interim wanita pertama Nepal. Pelantikan ini disambut antusias oleh sebagian besar masyarakat, terutama oleh generasi muda yang memimpin protes, meski sebagian pihak mempertanyakan legalitasnya.


5. Pesan dari Protes Gen Z Nepal


Protes ini bukan sekadar tentang media sosial. Ini adalah cerminan dari aspirasi generasi muda: kebebasan berekspresi, transparansi pemerintahan, dan peluang ekonomi yang adil.

Nepal kini berada di persimpangan sejarah, di mana keputusan politik dan reformasi sosial akan menentukan arah negara untuk dekade mendatang.

Posting Komentar

0 Komentar