
Bagai api abadi, cinta sang gadis tak pernah padam walau berbagai 
cobaan menghadang, terpaan angin menghantam, dia tetap setia menanti, 
dan menggantungkan sejuta harapan pada si lelaki bejat bermata bulat, 
lain halnya dengan si pria bejat, saat ini ia sedang bersenang-senang 
dengan sejumlah gadis-gadis manis barunya, perlahan ia mulai melupakan 
cinta sejatinya, berganti dengan cinta-cinta yang baru, memang masih 
selalu ada sms dari si gadis, namun ia menganggap hanyalah sebuah pesan 
informasi layaknya pesan-pesan dari oprator selular.
Cinta sejati tinggallah ucapan, kini si pria bejat telah menemukan 
cinta yang baru dari gadis yang baru pula, gadis yang tinggi tubuhnya 
sesuai dengan berat badanya, gadis yang layak di pamer, gadis yang tidak
 memiliki peternakan lemak, pokonya gadis tersebut oke banget dah, 
putih, cantik, langsing, berambut panjang dan lurus tentunya tanpa poni 
dora di bagian jidatnya, masalah hubungan intim tidak perlu di 
pertanyakan lagi karna sang gadis telah menguasai medan, pokonya si pria
 bejat pemuja seks sangat merasa puas dengan gadis itu, hingga terlintas
 di pikirnanya untuk menikahi gadis tersebut, berhubung umurnya juga 
sudah tidak muda lagi, ia juga takut bila nantinya tidak ada generasi 
penerus keahliannya.
Di lain sisi si gadis malang masih terus berharap, terus menjaga 
kesetiaanya, walau semakin lama semakin kecil peluang si gadis mendapat 
kabar dari sang pujaan hati, namun itu bukan alasan untuk tidak cinta, 
tidak sayang, dan tidak setia, karna yang ia tau kekasih hatinya sangat 
sibuk dengan pekerjaan barunya saat ini, jadi memang sangat kurang waktu
 luang untuk menjalin hubungan, maka ia memutuskan minggu depan saat ia 
libur ia akan berangkat ke kota sang pria pujaan hati.
(lanjut ke cerita berikutnya Penjahat kelamin part 5 )
0 Komentar
Setiap kata dari anda adalah motivasi bagi blog ini untuk menjadi lebih baik.