Global Sumud Flotilla : Lautan Solidaritas Menantang Blokade Gaza - Marwansya Blog

Adsense 728x90

Global Sumud Flotilla : Lautan Solidaritas Menantang Blokade Gaza


Di tengah gelombang laut Mediterania, ratusan orang dari puluhan negara berlayar dengan satu tujuan: menantang blokade yang telah mencekik Gaza selama bertahun-tahun. Mereka menyebut diri mereka sebagai bagian dari Global Sumud Flotilla—sebuah armada sipil internasional yang tidak hanya membawa bantuan kemanusiaan, tetapi juga membawa pesan yang jauh lebih besar: solidaritas, keberanian, dan tekad untuk melawan ketidakadilan.


Apa Itu Global Sumud Flotilla?

Flotilla ini adalah aksi global yang melibatkan lebih dari 40 kapal dan ratusan peserta dari sekitar 44 negara. Mereka berangkat dari berbagai pelabuhan—mulai dari Barcelona di Spanyol, Genoa di Italia, Catania di Sisilia, hingga pelabuhan di Tunisia dan Turki.

Nama “Sumud” sendiri berasal dari bahasa Arab yang berarti keteguhan hati, bertahan tanpa menyerah. Bagi rakyat Palestina, sumud adalah napas panjang yang menjaga harapan tetap hidup meski dunia sering membisu.

Global Sumud Flotilla bukan sekadar perjalanan laut. Ia adalah perlawanan damai, sebuah “demonstrasi terapung” yang mengingatkan dunia bahwa Gaza bukan sekadar berita singkat di layar televisi, melainkan sebuah luka kemanusiaan yang nyata.


Mengapa Gaza? Mengapa Dari Laut?

Blokade atas Gaza sudah berlangsung lebih dari satu dekade. Jalur darat ditutup, udara diawasi, dan laut dibatasi. Akibatnya, suplai makanan, obat-obatan, bahkan bahan bakar masuk dalam jumlah terbatas. Rakyat Gaza hidup dalam krisis permanen: listrik hanya menyala beberapa jam, rumah sakit kekurangan obat, dan generasi muda tumbuh dalam ruang sempit tanpa kebebasan.

Dari titik inilah muncul gagasan flotilla: jika jalur darat diblokade, maka lautlah yang dipilih sebagai jalan solidaritas.


Risiko di Lautan

Misi ini bukan perjalanan wisata. Laut Mediterania menyimpan bahaya, bukan hanya badai dan ombak, tetapi juga ancaman intervensi militer. Armada sipil sebelumnya yang mencoba hal serupa pernah ditahan, bahkan diserang.

Peserta flotilla sadar betul risikonya. Mereka bisa ditangkap, diusir, atau lebih buruk lagi. Namun justru di situlah letak keberanian: mereka tahu bahaya, tetapi tetap memilih untuk berlayar.


Lebih Dari Sekadar Bantuan Kemanusiaan

Mungkin banyak yang bertanya: bukankah bantuan bisa dikirim lewat lembaga internasional?

Ya, bantuan bisa dikirim dengan cara formal. Tetapi flotilla punya makna simbolis yang lebih kuat. Setiap kapal yang mengibarkan bendera solidaritas adalah pengingat bahwa blokade ini tidak normal, tidak manusiawi, dan tidak boleh dibiarkan jadi rutinitas.

Flotilla bukan sekadar tentang beras, obat, atau selimut. Ia tentang moralitas dunia. Tentang bagaimana warga sipil dari Asia, Afrika, Eropa, hingga Amerika bisa bersatu menyuarakan kemerdekaan akses bagi dua juta lebih jiwa di Gaza.


Kisah di Balik Layar

Yang menarik, peserta flotilla datang dari beragam latar belakang :

  • Ada dokter yang rela meninggalkan kliniknya untuk ikut serta.
  • Ada musisi yang membawa gitar, berharap suaranya bisa jadi doa.
  • Ada nelayan sederhana yang paham laut, ikut membantu navigasi.
  • Bahkan ada tokoh agama lintas iman yang ingin menunjukkan bahwa solidaritas bukan milik satu agama saja.

Mereka semua berkumpul di kapal kecil hingga kapal layar besar, saling berbagi makanan, menyanyi bersama, dan menguatkan satu sama lain. Laut menjadi ruang persaudaraan global.


Dampak Politik dan Diplomasi

Tentu saja, Global Sumud Flotilla tidak bisa dipisahkan dari dampak politik. Israel menganggap aksi ini provokatif, sementara organisasi internasional ada yang mendukung, ada yang memilih diam.

Namun justru di titik inilah flotilla bekerja: ia memaksa dunia untuk bicara.

Diam berarti membiarkan blokade terus berjalan. Bicara berarti ikut menyalakan lampu di ruang gelap Gaza.


Simbolisme “Sumud”

“Sumud” adalah kata yang sederhana, tapi sarat makna. Bagi Palestina, itu berarti tetap berdiri meski rumah dihancurkan, tetap tersenyum meski anak-anak tumbuh di bawah bayang-bayang konflik.

Global Sumud Flotilla membawa kata itu ke laut. Dari pelabuhan Barcelona hingga Tunisia, kata “sumud” bergema di geladak kapal, di spanduk, di doa yang dipanjatkan. Ia menjelma jadi semangat global: bahwa manusia, di manapun berada, bisa memilih untuk tidak menyerah pada ketidakadilan.


Mengapa Dunia Perlu Peduli?

Karena Gaza bukan cerita jauh yang tidak berhubungan dengan kita. Gaza adalah cermin: apakah kita akan memilih acuh ketika ada satu bangsa terkepung dan kelaparan, ataukah kita memilih untuk peduli?

Global Sumud Flotilla adalah ajakan untuk melihat, bukan memalingkan wajah.

Dan setiap kali kapal itu berlayar, ia membawa pesan: selama laut masih ada, selama hati nurani masih hidup, selalu ada jalan untuk solidaritas.


Penutup

Global Sumud Flotilla bukan hanya tentang Gaza. Ia tentang manusia. Tentang kita semua. Tentang pilihan antara diam atau bergerak.

Ketika kapal-kapal itu mengarungi ombak, mereka membawa pertanyaan besar yang juga ditujukan pada kita :

Apakah kita akan tetap pasif, ataukah ikut menjadi bagian dari gelombang solidaritas dunia?

Dan mungkin, jawaban atas pertanyaan itu akan menentukan arah sejarah.

Posting Komentar

0 Komentar