Cerita Lucu Salah Paham: Tono, Perahu Tua, dan Ibu yang Keliru - Marwansya Blog

Adsense 728x90

Cerita Lucu Salah Paham: Tono, Perahu Tua, dan Ibu yang Keliru


Di sebuah kampung kecil yang tenang, hiduplah seorang pria bernama Tono. Ia terkenal sebagai sosok sederhana yang sehari-hari bekerja dengan menggunakan sebuah perahu dayung tua. Perahu itu sudah menjadi sahabat setianya sejak muda, menemani Tono menyeberangi sungai, mencari ikan, bahkan kadang disewakan kepada pemuda kampung yang ingin berkeliling.

Namun seiring waktu, kondisi perahu itu makin memprihatinkan. Kayunya mulai lapuk, catnya terkelupas, dan bagian bawahnya bocor di sana-sini. Bau amis pun selalu menempel meski sudah sering dibersihkan. Bagi Tono, perahu itu bukan hanya alat, tapi juga saksi bisu perjalanan hidupnya.

Perahu yang Akhirnya Tenggelam
Suatu hari, saat disewakan kepada empat pemuda yang sedang bersenang-senang, perahu tua itu benar-benar tak kuat lagi. Meski sudah diperingatkan oleh Tono bahwa perahunya sudah rapuh, mereka tetap nekat menggunakannya. Begitu keempat pemuda itu naik bersamaan, krakkk!—perahu itu terbelah di bagian tengah dan akhirnya tenggelam.

Tono hanya bisa menggeleng. Ia sedih, tapi sekaligus lega, karena beban merawat perahu tua itu akhirnya selesai sudah.

Pertemuan dengan Ibu Tua
Beberapa hari kemudian, Tono berjalan-jalan di pasar desa. Tiba-tiba seorang ibu tua menghampirinya. Dengan pandangan yang agak kabur, si ibu keliru mengira Tono sebagai Tino, tetangganya yang sedang berduka karena kehilangan sesuatu yang berharga.

Dengan penuh simpati, si ibu berkata :
“Nak, saya turut prihatin ya… pasti berat rasanya kehilangan itu. Saya tahu kamu pasti sedih.”

Mendengar ucapan itu, Tono langsung mengira ibu tua tersebut membicarakan tentang perahu dayungnya. Maka ia pun menjawab jujur:

“Ah, kalau dibilang sedih sih tidak juga, Bu. Malah saya lega. Soalnya dia sudah tua sekali, bagian bawahnya lapuk, baunya amis, dan bagian belakangnya jelek sekali. Lubang di depannya semakin melebar tiap kali dipakai. Bahkan waktu terakhir disewa empat pemuda, dia terbelah di tengah dan tenggelam. Jadi menurut saya memang sudah waktunya beristirahat.”

Salah Paham yang Mengundang Tawa
Si ibu tua terdiam sejenak. Matanya membelalak, wajahnya bingung bercampur kaget. Ia mengira Tono sedang bicara tentang orang yang baru saja meninggal! Tapi setelah beberapa detik, barulah ia sadar bahwa yang dimaksud Tono ternyata adalah sebuah perahu tua yang tenggelam.

Mendengar penjelasan Tono sampai detail begitu, si ibu tua akhirnya tertawa geli. Tono pun ikut tertawa, menyadari betapa lucunya salah paham yang baru saja terjadi. Orang-orang di sekitar yang mendengar percakapan mereka pun tak kuasa menahan senyum.

Penutup
Cerita salah paham ini mengajarkan kita bahwa komunikasi yang tidak jelas kadang bisa menimbulkan kekocakan. Dari satu kalimat simpati sederhana, bisa muncul jawaban yang sama sekali tidak terduga.

Hidup di kampung memang penuh warna. Kadang ada cerita haru, kadang ada cerita kocak seperti yang dialami Tono. Apa pun itu, yang penting kita bisa mengambil sisi positifnya: jangan mudah salah paham, tapi kalau pun terjadi…
 
tertawakan saja bersama!

Posting Komentar

0 Komentar