Di sebuah fakultas kedokteran yang terkenal ketat, sekelompok mahasiswa sedang mengikuti praktikum anatomi. Hari itu, dosen mereka sudah menyiapkan sesuatu yang berbeda.
Dosen :
“Hari ini kita akan belajar bukan hanya teori, tetapi juga bagaimana seorang dokter harus bersikap. Ingat, dalam dunia medis ada dua hal penting: tidak mudah merasa jijik, dan selalu teliti.”
Murid-murid pun mulai berbisik-bisik, penasaran apa maksud dosen mereka.
Tak lama kemudian, seorang asisten masuk membawa sebuah manekin anatomi yang sangat realistis. Bentuknya mirip sekali dengan tubuh manusia asli, lengkap dengan detail organ-organ tiruan.
Dosen melanjutkan:
“Sekarang kita mulai dari pelajaran pertama. Saya akan menunjukkan bahwa seorang calon dokter tidak boleh ragu atau takut menghadapi kondisi apa pun.”
Dengan tenang, sang dosen melakukan sebuah tindakan kecil pada manekin itu—tindakan yang membuat sebagian mahasiswa terkejut, ada yang menutup mata, ada yang menahan napas.
Lalu, dosen berkata:
“Nah, kalian harus menirukan apa yang saya lakukan barusan. Ingat, ini soal keberanian dan keseriusan!”
Walau awalnya ada yang ragu, akhirnya satu per satu mahasiswa mencoba menirukan gerakan itu. Ada yang canggung, ada yang tertawa menahan gugup, dan ada pula yang hampir menyerah.
Setelah semua selesai, dosen kembali berbicara:
“Bagus! Itu pelajaran pertama: jangan mudah jijik. Kalau nanti kalian jadi dokter, kalian akan menghadapi pasien dalam berbagai kondisi. Tidak boleh panik, tidak boleh ragu.”
Para mahasiswa mengangguk-angguk. Ada yang mulai merasa bangga karena berhasil menaklukkan rasa takutnya.
Lalu dosen tersenyum tipis dan berkata:
“Sekarang pelajaran kedua, yaitu ketelitian. Perhatikan baik-baik… yang saya lakukan tadi bukan persis seperti yang kalian lakukan. Saya menggunakan satu jari untuk menyentuh, dan jari yang berbeda saat memberi contoh berikutnya.”
Suasana kelas langsung hening. Beberapa mahasiswa saling melirik, sebagian tertawa geli, sebagian lagi langsung menepuk jidat.
Dosen pun menutup pelajaran dengan kalimat serius :
“Kesalahan kecil saja bisa fatal jika kalian tidak teliti. Dalam dunia medis, membedakan satu hal dengan hal lain bisa menyelamatkan nyawa pasien. Jadi ingat baik-baik, keberanian itu penting, tapi ketelitian jauh lebih penting.”
Seluruh kelas akhirnya bertepuk tangan, bukan hanya karena merasa lega, tetapi juga karena menyadari makna pelajaran hari itu.

0 Komentar
Setiap kata dari anda adalah motivasi bagi blog ini untuk menjadi lebih baik.